Setelah sebelumnya diuraikan tentang pengertian dan faktor penyebab anak putus sekolah, berikut ini adalah bahan renungan kita bersama tentang
aspek-aspek penyebab tingginya tingkat anak yang tidak melanjutkan masa studinya. Adapun aspek yang dibahas kali ini adalah: 1) aspek sosial ekonomi,
2) aspek lingkungan dan 3) aspek pandangan hidup.
Aspek Sosial Ekonomi
Tentu saja, kondisi sosial ekonomi sebuah keluarga banyak menentukan tingkat kesuksesan pendidikan
dan perkembangan sekolah anak. Faktor
ekonomi sendiri dapat dibagi menjadi:
- tingkat kemampuan ekonomi orang tua, dan
- tingkat kondisi ekonomi masyarakat (negara).
Yang pertama merupakan kondisi utama, karena menyangkut kemampuan orang tua dalam membiayai pendidikan anaknya. Banyak anak berkemampuan intelektual tinggi tidak dapat menikmati pendidikan yang baik, disebabkan oleh adanya keterbatasan kemampuan ekonomi orang tuanya.
Sedangkan yang kedua lebih merupakan kondisi pendukung keberhasilan anak dalam pendidikan dan mencapai cita-citanya.
Aspek Lingkungan
Yang dimaksud lingkungan di sini meliputi 4 macam, yaitu:
1) lingkungan masyarakat, 2) lingkungan rumah tangga, 3) lingkungan sekolah dan 4) lingkungan
teman sebaya.
Lingkungan Masyarakat
Seperti lingkungan masyarakat perindustrian, pertanian, atau
lingkungan perdagangan. Dikenal pula lingkungan masyarakat akademik atau
lingkungan yang para anggota masyarakat pada umumnya terpelajar atau terdidik.
Lingkungan kehidupan semacam itu akan membentuk sikap anak dalam menentukan
pola kehidupan, yang pada giliranya akan mempengaruhi pemikirannya dalam
menjalankan pendidikan dan cita-cita yang diidamkan.
![]() |
Lingkungan Masyarakat |
Lingkungan Rumah Tangga
Lingkungan sosial ekonomi keluarga akan berpengaruh terhadap
sikap-sikap, nilai-nilai, kesempatan-kesempatan serta reaksi-reaksi terhadap seorang anak. Dari orang tua para remaja akan memperoleh hereditasnya termasuk
aspek-aspek dasar dari intelegensi, bakat-bakat khusus dan mungkin juga
temperamennya.
Status sosial ekonomi keluarga akan mempengaruhi status sosial para remaja di dalam masyarakat dan juga mempengaruhi hubungan interpersonalnya, situasi finansial keluarga akan menentukan sampai sejauh mana seseorang akan menempuh pendidikannya.
![]() |
Lingkungan Rumah tangga / keluarga |
Status sosial ekonomi keluarga akan mempengaruhi status sosial para remaja di dalam masyarakat dan juga mempengaruhi hubungan interpersonalnya, situasi finansial keluarga akan menentukan sampai sejauh mana seseorang akan menempuh pendidikannya.
Lingkungan Sekolah
Kondisi sekolah merupakan lingkungan yang langsung
berpengaruh terhadap kehidupan pendidikan dan cita-cita seorang anak. Lembaga
pendidikan atau sekolah yang baik mutunya, yang memelihara kedisiplinan cukup
tinggi, akan sangat berpengaruh terhadap pembentukan sikap dan perilaku
kehidupan pendidikan anak dan pola pikirnya dalam menghadapi masa depan.
![]() |
Lingkungan sekolah |
Lingkungan Teman Sebaya
Bahwa pergaulan teman sebaya akan memberikan pengaruh
langsung terhadap kehidupan pendidikan masing-masing remaja. Lingkungan teman
sebaya akan memberikan peluang bagi remaja (laki-laki atau wanita) untuk
menjadi lebih matang, Di dalam kelompok sebaya berkesempatan seorang gadis untuk
menjadi seorang wanita dan perjaka untuk seorang laki-laki serta belajar
mandiri sesuai dengan kodratnya.
![]() |
Lingkungan teman sebaya |
Aspek Pandangan Hidup
Pandangan hidup itu sendiri merupakan bagian yang terbentuk
karena lingkungan. Pengetahuan pandangan hidup tampak pada pendirian seseorang,
terutama dalam menyatakan cita-cita hidupnya. Seseorang dalam memilih lembaga
pendidikan dipengaruhi oleh kondisi keluarga yang melatarbelakangi. Remaja
yang berasal dari kalangan keluarga kurang, umumnya akan kesulitan dalam
menjalankan pendidikan dan cita-citanya karena harus terhambat karena masalah ekonomi
tersebut, maka sebagai orang tua harus berupaya menjaga kondisi ekonominya agar
tetap stabil.
Latar belakang keluarga para remaja berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan anak, keluarga banyak pengaruhnya dalam hal akan menjadi apa para remaja itu kelak. Kenyataan menunjukkan, bahwa anak-anak dari keluarga miskin banyak yang tidak dapat menamatkan sekolah menengah, sebabnya kadang-kadang masalah ekonomi, kadang juga kurangnya dorongan dari orang tua atau rendahanya niat dan minat untuk belajar.
0 Comments